Maulidan, Sholawatan, Tahlilan adalah tradisi islam di nusantara

Maulidan, Sholawatan, tahlilan merupakan beberapa contoh tradisi islam di nusantara. Tradisi tersebut dilaksanakan secara rutin dan menjadi kebiasaan adat setempat yang dijalankan secara turun temurun. Maksud dari ajaran islam nusantara yang terkandung dalam tradisi - tradisi NU merupakan bentuk implementasi penerapan fiqh yang sesuai dengan urf setempat. 

Sejarah Tradisi islam nusantara mulai berkembang setidaknya pada abad ke-7 M ketika dakwah Islam mulai menyebar di Indonesia. Catatan sejarah Islam nusantara mengatakan bahwa Islam dibawa ke Indonesia melalui empat teori yaitu Teori Arab, Teori China, Teori India dan Teori peserta. Dari keempat teori tersebut, Teori Arab menyatakan bahwa Indonesia telah mengenal Islam pada abad ke 6-7 M dan dibawa langsung dari arab ketika pemerintahan Bani Ummayah. 

Mengingat Indonesia merupakan negara yang terletak pada jalur perdagangan, ada banyak pedagang arab, persia, india maupun china yang kemudian transit di beberapa pelabuhan besar di nusantara. Pada saat itulah, terjadi interaksi budaya serta agama yang terjadi di Indonesia. Selanjutnya, terjadilah perkawinan yang melahirkan keturunan - keturunan muslim, penyebaran keyakinan agama Islam dan perlahan Islam mulai dikenal di Indonesia. 

Semakin berkembangnya ajaran Islam melalui beberapa ulama nusantara, tentu terjadi pertemuan budaya arab islam dan indonesia yang mayoritas masih sangat kental dengan ajaran Hindu, Buda, Animisme dan Dinamisme. Dalam teori budaya, Budaya tidak akan dapat dihilangkan namun dapat dimodifikasi menjadi budaya yang baru dengan memasukkan nilai - nilai budaya lain. 

Urf atau kebiasaan, dalam Islam sangat dihormati sehingga oleh ulama dijadikan sebagai salah satu landasan ushul fiqh untuk menghukumi suatu perkara yang berkaitan dengan budaya lokal. Sehingga, pendiri ulama nusantara atau pencetus islam nusantara kemudian memasukkan nilai - nilai islam di dalam budaya yang telah ada sebagai media dakwah menyampaikan ajaran islam lewat pentas, syair, atau wayang. 

Pengertian Islam Nusantara


Apa Maksud Islam Nusantara? ini adalah pertanyaan besar yang menjadi perdebatan publik terutama pada saat diselenggarakannya Muktamar NU ke - 33 di Jombang 2015 silam. Beberapa hari sebelum tema islam Nusantara dijadikan sebagai tema besar Muktamar NU, Muhammadiyah juga meresmikan garis perjuangan mereka dengan istilah "Islam Berkemajuan". Istilah tersebut merujuk pada perkataan KH Akhmad Dahlan agar Ulama harus maju, berpendidikan serta mampu bersaing dijaman yang terus berubah. 

Dengan kata lain, Muhammadiyah  berusaha menitik beratkan gerakannya pada masa depan yang terus berubah. Perkembangan teknologi dan gaya hidup yang semakin hedonis, menurut Muhammadiyah harus dihadapi dengan cara pandang Islam yang berkemajuan. 

Berbeda dengan Islam Nusantara, NU berusaha menyandingkan antara budaya lama yang didalamnya terkandung nilai moral, kegotong royongan, kebiasaan baik, dengan kaidah ajaran islam. Tidak hanya mempertahankan kebiasaan / adat yang telah berjalan sejak masa lampau, NU juga mempersiapkan diri dengan kondisi - kondisi di Indonesia baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. 

Karena itulah, salah satu pedoman atau kaidah pergerakan NU adalah :

al-Muhafadhotu ‘ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah (menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik).

Tidak melupakan sejarah maupun kebiasaan lama yang baik yang dapat ditoleransi oleh Islam, serta menerima perubahan, perkembangan serta kemajuan yang dinilai dapat membantu dakwah ahlu sunnah wal jamaah. Selain itu, Islam Nusantara ingin menempatkan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin yang selalu tepat di semua kondisi baik demografi, waktu maupun sosial. 


Penjelasan Islam Nusantara di atas merupakan maksud dari islam nusantara dilihat dari waktu dan budaya. Pada dasarnya, Islam Nusantara adalah wujud atau bentuk wajah Islam yang aplikatif, Implementatif terhadap kehidupan umat sesuai dengan urf. Dengan kata lain, Islam Nusantara adalah Makna Islam Nusantara tak lain adalah pemahaman, pengamalan, dan penerapan Islam dalam segmen fiqih mu’amalah sebagai hasil dialektika antara nash, syari’at, dan ‘urf, budaya, dan realita di bumi Nusantara ( nu online )

Contoh Islam Nusantara adalah pada penggunaan zakat dengan menggunakan beras. Dalam teks hadits diwajibkan untuk zakat dengan qutul balad yang diartikan sebagai bahan pokok suatu negara. Dalam hal ini, Arab dan Indonesia tentu saja berbeda kondisi dan kebiasaannya termasuk soal bahan makanan pokok. Sehingga, Nabi tidak menyuruh zakat fitrah dengan kurma atau gandum. Namun menggunakan redaksi Qutul Balad yang lebih umum dan dapat disesuaikan menurut daerahnya masing masing. 

Contoh selanjutnya adalah puasa bulan muharom yang kemudian menjadi salah satu sunnah puasa yang paling dianjurkan. Tidak lain puasa 10 muharom awal mulanya merupakan ritual orang Yahudi untuk memperingati peristiwa selamatnya Nabi Musa di Laut Merah. Nabi kemudian memodifikasi tradisi islam tersebut dengan mengiringinya dengan puasa tasu'a. 

Contoh Islam Nusantara lainnya adalah cara berpakaian. Di Indonesia, kebanyakan menggunakan sarung. Di arab menggunakan gamis atau jubah. Arab menggunakan sorban, sementara di Indonesia menggunakan peci hitam. 

Namun demikian, ada garis tegas yang tidak dapat dilanggar yaitu terkait dengan ibadah Maghdoh yang sudah diatur syarat dan rukunnya. Pada koridor ini, budaya tetap tidak dapat menggantikan dalil qothi. Seperti misalnya mengganti bacaan sholat dengan bahasa jawa. Sholat menggunakan pakaian jawa yang terbuka auratnya dan lain sebagainya. 

Macam - Macam Tradisi Islam Nusantara


Tradisi islam di nusantara tentu saja amat beragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang sangat banyak. Ada ratusan suku, ratusan budaya serta bahasa yang bernaung di Indonesia. Perbedaan budaya ini melahirkan tradisi - tradisi islam yang berbeda - beda. 

Maulidan, Sholawatan, Tahlilan adalah tradisi islam di Nusantara yang paling banyak dilakukan. Hampir disetiap kota kegiatan ini terus berjalan dan rutin dilakukan setiap minggu. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh tradisi maulidan, Sholawatan dan Tahlilan sesuai daerah yang ada di Nusantara. 

Maulidan, Sholawatan, Tahlilan adalah tradisi islam di nusantara

Maulidan 


Maulidan adalah peringatan kelahiran Nabi. Pada zaman nabi maupun Khulafaur rasyidin, peringatan maulid Nabi yang dilakukan seperti sekarang ini memang belum ada. Namun, tidak berarti bahwa ajaran islam nusantara adalah sesat. Pernyataan bahwa tradisi maulidan adalah bid'ah merupakan pernyataan yang ditetapkan dari pandangan sepihak serta hanya mengacu pada tekstualitas ayat, bukan pada konteks ayat. 

Secara praktik, Maulid Nabi memang berbeda antara yang sekarang dengan yang dilakukan oleh Nabi. Nabi biasa memperingati hari lahirnya dengan melakukan puasa senin dan kamis. Hal ini diungkapkan dalam satu perkataan beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam sahihnya bahwa 

dari Abu Qatadah Al-Anshari RA ketika bertanya kepada Nabi Muhammad soal puasa hari senin, Nabi menjawab : 

فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
"Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu diturunkan kepada (Al-Quran)."
Dari dalil shohih di atas, jelas bahwa merayakan kelahiran nabi bukan hanya oleh orang NU. Nabi pun merayakan kelahirannya. Permasalahan yang memang berbeda adalah bentuk perayaannya. 

Nabi Muhammad merayakan kelahirannya setiap hari senin sementara umat Islam merayakannya ketika bulan maulid. Selain itu, perayaan atau peringatan tersebut berbeda dari segi pelaksanaannya. Nabi berpuasa, Nahdliyin mengadakan maulidan, sholawatan, hingga tradisi islam nusantara seperti sekaten, atau grebegan. 

Namun, sebelum mengarah pada perbedaan pelaksanaan. Ada benang merah yang bisa kita simpulkan yaitu memperingati kelahiran nabi bukan lah sesuatu yang dilarang serta bukan merupakan perkara bid'ah. Ini harus ditegaskan terlebih dahulu. 

Adapun terkait dengan waktu, peringatan Maulid Nabi adalah dzikir. Melalui maulid nabi yang berisi pembacaan riwayat nabi serta doa bersama tentu saja akan menambah cinta umat kepada nabi Muhammad serta semakin ingat dengan Allah tuhan Muhammad SAW. Karena maulid nabi di isi dengan dzikir, maka kapanpun sebenarnya tidak menjadi masalah. Nabi mencontohkan dzikir ketika sholat, lalu terdapat seorang yang ingin berdzikir di luar sholat, maka tentu saja hal tersebut diperbolehkan karena meskipun dzikir telah disebutkan dalam beberapa keterangan mengenai waktu - waktu yang utama, namun tidak ada larangan untuk melakukan dzikir di luar yang telah diajarkan oleh nabi. 

Bentuk pelaksanaan tradisi maulidan, memang berbeda - beda. Di Banyumas misalnya, terdapat peringatan maulid nabi dengan mengadakan pekan raya maulid yang dimulai pada awal bulan Maulid hingga tanggal 12 Rabiul Awal. Acara yang biasanya dilaksanakan adalah pengajian, dzikir, pembacaan ratib atau maulid. 

Selain itu, terdapat tradisi maulidan sebagai tradisi islam di Nusantara yang tujuannya adalah memperingati kelahiran nabi  di antaranya :

Muludhen

Muludhen artinya Maulidan. Acara ini dilaksanakan oleh warga di pulau Madura. Tradisi islam Nusantara ini bertujuan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yang biasanya diisi dengan pembacaan Barzanji dan pengajian. 

Ketika bertepatan pada tanggal 12 Rabiul Awal, masyarakat kemudian menuju Masjid Agung untuk merayakan maulidan. Para perempuan biasanya datang ke masjid dengan membawa makanan berua tumpeng yang disekelilingnya dipenuhi oleh buah - buahan. 





Bungo Lado

Bunga Lado berarti bunga cabai. Tradisi ini erat kaitannya dengan profesi masyrakat setempat yaitu Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bunga cabai yang dimaksud bukan benar - benar bunga hasil tanam cabai. Akan tetapi, merupakan pohon hias yang memiliki daun berupa uang. Karena menyerupai sebuah pohon berdaun uang, bunga lado disebut pula dengan nama pohon uang. 

Uang - uang tersebut ditempelkan pada ranting sehingga menyerupai seperti daun. Pohon tersebut kemudian dipercantik dengan hiasan - hiasan seperti kertas hias dengan model tertentu. Tradisi bunga lado di Nusantara biasanya dilaksanakan disetiap kecamatan secara bergantian. kebiasaan ini adalah kesempatan bagi masyarakat setempat yang merantau untuk menyumbang rumah ibadah setempat. Uang yang dijadikan daun pada pohon hias tersebut kemudian akan disumbangkan ke rumah Ibadah. 

Maulidan adalah tradisi islam di nusantara
Bunga Lado adalah tradisi maulidan di Sumatera
SEKATEN DAN GREBEG MAULID

SOLO dan Jogja merupakan wilayah yang memiliki tradisi jawa kental. Dua daerah tersebut dulunya merupakan satu kerajaan sebelum kemdian terpisah. 

Tradisi Maulidan di Solo dan Jogjakarta amat terkenal. Sekaten dan Grebeg Maulud menjadi adat yang sudah dijalankan dari abad 15. 

Nama Sekaten berasal dari kata Sekati. Sekati sendiri merupakan nama dari perangkat gamelan yang diberi asma Kyai Kanjeng Sekati. Perangkat gamelan tersebut merupakan pusaka yang digunakan untuk mengiringi peringatan Maulid Nabi di Solo dan Jogjakarta. 

Puncak acaranya jatuh pada tanggal 12 Rabiul awal. Pihak keraton mengadakan grebeg maulid yang mana keraton menyiapkan gunungan makanan dan buah - buahan yang diarak kemudian dapat diambil oleh masyarakat. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sedekah bumi dalam grebeg maulud diyakini akan membawa keberkahan serta dijauhkan dari bala musibah. Tidak heran jika masyarakat kemudian berebut makanan yang ada di gunungan. 

Sholawatan 


Sholawatan adalah tradisi islam di nusantara
Sholawatan berarti membaca sholawat nabi. Tradisi sholawatan tidak hanya dilakukan pada bulan kelahiran nabi. Di beberapa tempat, sholawatan di laksanakan pada malam jumat karena merupakan hari paling berkah, ada pula yang merutinkannya di hari senin karena pada hari isnain lah nabi dilahirkan. 

Membaca sholawat hukumnya wajib minimal ketika sholat. Semua ulama sepakat. Yang kemudian menjadi tema perdebatan adalah bentuk pelaksanaan dan redaksi sholawat yang dianggap menyimpang dari ajaran rasulullah. 

Dari sisi redaksi, terdapat dua macam sholawat Nabi, pertama adalah sholawat Matsurat dan yang kedua adalah sholawat ghoiru matsurat. 

Sholawat matsurat adalah sholawat yang redaksinya berasal dari nabi Muhammad SAW, 

Contoh dari sholawat Matsurot adalah sholawat ibrohimiyah yang biasa dibaca ketika tahyat. Bunyi bacaannya adalah : 

Bacaan Sholawat Ibrahim Arab
Bacaan Sholawat Ibrahim Arab

Bacaan Sholawat Nabi Latin

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN KAMAA SHALLAITA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIMA WA’ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAHIIA WABAARIK ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA ’ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIMA WA ‘ALAA AALI SAYYIDINA IBRAAHIMA, FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIIDUN.


Artinya : Ya Allah , berilah kasih saying kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi kasih sayangmMu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

sholawat Ghoiru Matsurat redaksi bacaan sholawatnya bukan berasal dari nabi akan tetapi dari para ulama yang telah dimaklumi kealimannya. 

Contoh dari sholawat ghoiru matsurat adalah : 

Sholawat Nariyah 

Bacaan Sholawat Nariyah
Bacaan Sholawat Nariyah Arab dan Latin


Allohumma sholli shollatan kamilah wa sallim salaman Taman ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil uqodu wa tanfariju bihil kurobu.Wa tuqdhobihil hawa iju wa tunna lu bihiro ibu wa husnul khowatim wa yustaqol ghomawu biwaj hihil kariim wa ala aalihi washosbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi adadi kulli ma luu mi laka ya robbal aalamiin..


Arti sholawat Nariyah
Ya Allah Tuhan Kami limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW.Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan ditunaikan segala macam hajat tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia.Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas bahkan sebanyak pengetahuan Engkau Ya Tuhan semesta alam.

Apakah boleh membaca Sholawat Ghoiru Matsurat?


Boleh sesuai perkataan dari Abdullah Ibn Mas'ud

وَعَنِ أَبِنِ مَسْعُوْدٍ رَضِِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ: اِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَحْسِنُوْا الصَّلاَةَ عَلَيْهِ فَاِنَّكُمْ لاَتَدْرُوْنَ لَعَلَّ ذَلِكَ يُعْرَضُ عَلَيْهِ فَقَالُوْا لَهُ : فَعَلِّمْنَا, قَالَ: اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتَكَ وَبَرَكَاتكَ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اِمَامِ الْخَيْرِ وَقَائِدِ الْخَيْرِ وَرَسُوْلِ الرَّحْمَةِ , الَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلاَوَّلُوْنَ وَاْلاَخِرُوْنَ.رواه ابن ماجه


“Abdullah bin Mas’ud berkata: “Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka susunlah isi shalawat yang bagus untuk beliau,  bisa jadi shalawat kalian itu diberitahukan kepada beliau.” Mereka bertanya: “Ajari kami cara shalawat yang bagus kepada beliau.” Beliau menjawab: “Katakan, ya Allah jadikanlah segala shalawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orangorang yang bertakwa, pamungkas para nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Allah anugerahilah beliau mcujam terpuji yang menjadi harapan orang orang terdahulu dan orang-orang terkemudian.” 

Maka jelaslah bahwa mereka yang mengharamkan tradisi sholawatn karena sholawat yang dibaca tidak berasal dari redaksi nabi, adalah yang lupa pada perkataan abdullah ibn Mas'ud. 

Selain itu, tradisi sholawatan adalah tradisi islam di nusantara yang pelaksanaannya juga diisi dengan membaca riwayat nabi Muhammad SAW serta ceramah tentang keutamaan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Maka, keharaman apa yang dilakukan para pecinta sholawatan?

Tahlilan 


Arti Tahlilan adalah membaca lafal tahlil atau Laa Illaha Illallah. Membaca kalimat thayibah merupakan salah satu amalan yang agung karena sesuai dengan hadits nabi, seutama -utamanya dzikir adalah lafal tahlil. Karenanya, ulama sepakat bahwa membaca tahlil hukumnya sunnah. 

Namun sekali lagi, tahlilan secara istilah bukan hanya membaca kalimat thayyibah. Namun juga berisi doa - doa dan ayat - ayat al quran untuk mendoakan seseorang yang meninggal maupun ketika ada hajat tertentu. Tahlilan kematian lazim dilaksanakan pada hari pertama hingga ketujuh pasca meninggalnya seseorang. Di lanjutkan pada hari ke 40, 100, satu tahun dan 1000 hari kematian seseorang. 

Perdebatan yang sering diangkat ke permukaan adalah bahwa tidak ada dalilnya tahlilan. apalagi, mendoakan orang mati tidak akan sampai, bacaan al quran tidak akan sampai, 

Ini adalah pemahaman yang dangkal, untuk permasalah tahlilan akan saya bahas secara detail pada kesempatan lainnya karena sangat panjang. Namun, tahlilan adalah tradisi islam nusantara yang sangat baik. Mencerminkan semangat solidaritas warga serta gotong royong. 


Maulidan, Sholawatan, Tahlilan adalah tradisi islam nusantara yang perlu dilestarikan dan tidak patut diperdebatkan. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel